Kesehatan
Sumber : Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Tahun 2012
Jumlah sarana pelayanan
kesehatan dasar di Kabupaten Tegal dalam 5 tahun terakhir tidak
mengalami perubahan yang berarti. Terakhir pada tahun 2012 Kabupaten
Tegal memiliki puskesmas induk sebanyak 29 unit, puskesmas pembantu
sebanyak 64 unit dan puskesmas keliling sebanyak 30 unit,
serta
Poliklinik sejumlah 30 unit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduknya dalam kurun
waktu lima tahun berkisar pada angka 0,07% - 0,08 %. Jumlah posyandu di
tahun 2008-2009 sama yaitu 1.447 posyandu, tahun 2010 bertambah menjadi
1.483 unit, tahun 2011 dan 2012 yaitu : 1.495 unit dan 1.517 unit. Untuk
jumlah Polindes dari tahun 2008-2010 terdapat 164 unit sedangkan tahun
2011 dan 2012 yaitu 197 unit dan 201 unit. Apabila dicermati dari data
tersebut diatas dapat diketahui rasio posyandu per satuan balita selama
kurun waktu lima tahun (2008-2012) cenderung naik, yaitu berturut-turut
: 1,14%, 1,09%, 1,16%, 1,18% dan 1,35%. Untuk pelayanan kesehatan
sekunder dan tersier di Kabupaten Tegal tahun 2012 terdapat 1 rumah
sakit tipe B, 1 rumah sakit khusus/type D, 3 rumah sakit swasta tipe C,
dan dipersiapkan 1 rumah sakit tipe D (rasio rumah sakit per satuan
penduduk 0,003 %). Agar pelayanan kesehatan terjangkau oleh masyarakat
Pemerintah Daerah pada tahun 2010 menyediakan sarana/fasilitas kesehatan
di tingkat Desa, melalui pembentukan Desa Siaga sebanyak 287 unit.
Rumah Bersalin dari tahun 2008-2011 sebanyak 19 unit, sedangkan tahun
2012 naik menjadi 21 unit. RSU sebanyak 6 11 unit, 1 unit RS Khusus.
Jumlah Klinik Praktek Dokter dalam kurun wakt 5 (lima) tahun terakhir
cenderung turun, tercatat tahun 2008 terdapat 294 uniut, tahun 2009-2010
sebanyak 310 unit, sedangkan tahun 2011 turun menjadi 157 unit dan pada
tahun 2012 menjadi 160 unit. Salah satu indikator keseriusan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tegal adalah
dengan melihat jejak rekam data kunjungan layanan Jamkesmas, Jamkesda,
Askes dan layanan Umum. Dari data RSUD Dr.Soesilo Kab.Tegal tercatat
dari tahun 2009-2012, tercatat berturut-turut jumlah pengunjung layanan Jamkesmas
(layanan rawat jalan, rawat inap dan rujukan) yaitu : 8.330 orang;
6.307 orang; 15.968 orang dan 197.530 orang. Selain itu Jumlah
pengunjung Layanan Jamkesda dari tahun 2009-2012 berturut-turut yaitu : 12.794 ; 2.267 dan 2.952 orang dan 4.099 orang. Sedangkan Jumlah Pengunjung Layanan Askes
dari tahun 2009-2012 berturut-turut adalah : 23.163 ; 11.083 dan 22.091
pasien dan 26.713 pasien. Hal serupa terjadi pada Jumlah Pengunjung Umum dari tahun 2009-2012 berturut-turut yaitu : 37.098 ; 18.069; 58.430 dan 39.250 pasien.
Kondisi kesehatan masyarakat antara lain
dapat diketahui dari jumlah balita kurang gizi, jumlah orang kurang
gizi, angka kelangsungan hidup bayi, tingkat kematian bayi (IMR),
tingkat kematian ibu (MMR) dan rata-rata jumlah penduduk yang sakit.
Jumlah balita kurang gizi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 102 bayi, pada
tahun 2009 berkurang menjadi 44 bayi dan pada tahun 2010 kembali
meningkat menjadi 48 bayi, sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi
55 balita, akan tetapi pada tahun 2012 jumlah balita kurang gizi cukup
memprihatinkan yaitu mencapai angka 1.622 balita kurang gizi. Angka
Kematian Ibu Maternal (MMR) di Kabupaten Tegal tahun 2012 mencapai 39
kematian ibu maternal, sedangkan 2011 yang dilaporkan oleh puskesmas
sebesar 155,7 per 100.000 kelahiran hidup (51 kematian ibu maternal dari
28.385 kelahiran hidup). Angka tersebut sangat mengkhawatirkan karena
melebihi target MDG's bahwa MMR diharapkan pada tahun 2015 turun sebesar
102 per 100.000 kelahiran hidup. Apabila MMR tahun 2011 dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, maka mengalami sedikit penurunan. MMR MMR tahun
2009 sebesar 51,65 per 100.000 kelahiran hidup (14 kematian ibu
maternal dari 27.154 kelahiran hidup) dan tahun 2010 sebesar 97,66 per
100.000 kelahiran hidup (27 kematian ibu maternal dari 27.645 kelahiran
hidup).
Kecenderungan Angka Kematian Bayi (IMR)
di Kabupaten Tegal dalam kurun empat tahun terakhir sangat fluktuatif
IMR dari tahun 2009-2012 yaitu : 178 bayi, 209 bayi, 196 bayi dan 232
bayi. Analisa dari data tersebut yaitu IMR tahun 2009 sebesar 6,5 per
1000 kelahiran hidup (178 kematian bayi dari 27.154 kelahiran hidup),
sedangkan tahun 2010 sebesar 7,5 per 1000 kelahiran hidup (209 kematian
bayi dari 27.645 kelahiran hidup). Pada tahun 2011 sebesar 6,9 per
100.000 kelahiran hidup (196 kematian bayi dari 28.385 kelahiran hidup).
Apabila dibandingkan dengan target dalam Indikator Indonesia Sehat
tahun 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup, maka IMR di Kabupaten
Tegal tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sudah melampaui target,
demikian juga bila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan MDG's
ke-4 tahun 2015 yaitu 17 per 1.000 kelahiran hidup. Namun demikian,
upaya untuk meminimalkan kejadian kematian bayi perlu terus ditingkatkan
sehingga IMR bisa semakin menurun pada tahun-tahun mendatang.
Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang
kesehatan, pemerintah daerah dihadapkan memperhatikan pada persoalan
keterbatasan jumlah tenaga kesehatan, baik tenaga medis maupun
paramedis. Dapat diiinformasikan bahwa, jumlah dokter umum dan perawat
mengalami peningkatan di tahun 2012 jika disandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Terdata pada tahun 2008 jumlah dokter umum sebanyak 39
orang, tahun 2009 naik menjadi 45 dokter, tahun 2010 naik lagi menjadi
49 dokter, tahun 2011 terjadi peningkatan yang besar yaitu sebanyak 109
dokter dan tahun 2012 kembali naik menjadi 115 dokter umum. Sedangkan
jumlah dokter spesialis dari tahun 2008 sebanyak 16 orang, tahun
2009-2011 terjadi stagnasi yaitu sebanyak 20 orang dan tahun 2012 naik
menjadi 30 dokter spesialis. Sementara jumlah perawat dari tahun
2008-2012 berturut-turut yaitu : 155 orang, 160 orang, 178 orang, 312
orang dan 312 orang. Analisa dari data tersebut nampak bahwa
perbandingan antara jumlah dokter umum dan jumlah penduduk yang dilayani
sangat tidak memadai dan jauh dari harapan. Pada tahun 2008 1 orang
dokter harus melayani sekitar 36.298 orang, tahun 2009 perbandingannya 1
: 31.572 orang, tahun 2010 perbandingannya 1 : 28.413 orang, tahun 2011
angka perbandingannya 1 : 12.846 orang dan tahun 2012 perbandingannya
menjadi 1 : 13.806 orang. Namun demikian, untuk mengurangi angka
kematian bayi dan angka kematian ibu, Pemerintah Kabupaten Tegal terus
berupaya meningkatkan jumlah tenaga kesehatan bidan desa. Dengan
harapan, selain bidang desa menjadi ujung tombak dalam pelayanan
persalinan, juga dapat berperan mendorong kesadaran masyarakat untuk
meningkatkan pola hidup sehat. Jumlah bidan desa dimaksud pada tahun
2008 sebanyak 40 orang, seiring dengan ketersediaan sarana pendidikan
kejuruan kebidanan di Kabupaten Tegal yang setiap tahun kelulusannya
bekerja di desa setempat mempengaruhi jumlah tenaga bidan desa pada
tahun 2009-2010 menjadi 287 orang, dan pada tahun 2011 kembali naik
tajam menjadi 437 orang serta tahun 2012 menjadi 421 orang. Dengan
bertambahnya jumlah bidan desa itu, maka kurang lebih 98,58 % desa di
Kabupaten Tegal telah terlayani oleh bidan desa. Dapat disimpulkan bahwa
rasio tenaga medis per satuan penduduk dari tahun 2008-2012 adalah
cenederung turun, tercatat pada tahun 2008 dan 2009 adalah 1,26 % dan
1,25 %, pada tahun 2010 dan 2011 menurun menjadi 0,71 % dan 0,50%,
meskipun terdapat peningkatan di tahun 2012 hingga mencapai angka 0,70
%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar